Ads 468x60px

Jumat, 19 Agustus 2016

Hilang Perawan Demi Melanjutkan Pendidikan | ANGEL POKER


Angelpoker.com Tanpa Potongan Meja - Kali ini akan menceritakan pengalaman sex dari seorang Pria yang bernama Wahyu.Pengalaman Sex ini bisa di bilang mengharukan dan menyenangkan,karena Wahyu ini memperawani seorang gadis yang rela menjadi pemandu karoke dan menjual tubuhnya kepada Wahyu hanya untuk membayar ujian sekolahnya.Mau tahu kelanjutan ceritanya,langsung aja yuk baca dan simak cerita ini


Perkenalkan nama saya Wahyu,aku adalah salah satu staff disalah satu perusahaan asing Di Jakarta. Setelah lulus kuliah, dan mendapatkan pekerjaan, aku merasa dunia ini penuh dengan hal yang baru, dan penuh dengan warna. Berawal dari mengenalnya seorang Wanita yang bernama Santi. Santi ini berumur sekitar 18 tahun, diusianya yang sekarang ini layaknya bunga dia sedang mekar-mekarnya dan sedap dipandang.

Pertama kali aku bertemu dengan Santi yatu ketika kantorku mengadakan gathering disalah satu tempat hiburan di Jakarta. Santi ini adalah pemandu karaoke di sebuah tempat karaoke yang baru saja buka 2 bulan yang lalu. Ketika itu aku awalnya aku hanya iseng-iseng untuk sekedar ngobrol saja dengannya. Santi mengaku bahwa dia terpaksa menjadi seorang pemandu karaoke demi membayar ujian sekolahnya.

Pasti terbayangkan para pembaca, demi sekolahnya Santi rela menjadi pemandu karaoke (sungguh mengharukan ) . Jujur saja dari awal aku melihat Santi, aku sangat tertarik dengan bentuk tubuhnya yang membuat birahiku membara. Dalam hati aku berbica ( aku harus bisa menaklukkan dia ).Singkat cerita, dengan tekad yang kuat aku mendekati dia, pada akhirnya aku bisa menakluk Santi.

Jujur saja, aku ini memang suka sekali mempermainkan wanita hanya untuk memuaskan gairah Sexsku saja. Namun sebejat-bejanya aku, aku dulu pernah berjanji pada diri sendiri, bahwa aku tidak akan pernah mempermaikan wanita yang Masih perawan. Tapi nampaknya kali ini aku akan melanggar janjiku sendiri, mungkin saja karena Santi ini memang terlampau menarik bagiku.

Ketika itu pada saat aku mulai mencumbu Santi, dimana bibir kami saling bersentuhan, dengan disusul dengan tanganku yang mulai menjelajahi payudaranya. Nampaknya Santi mulai menikmati permainanku dengan tanda dia mulai mendesah seakan dia terbakar oleh tanganku yang memainkan payudaranya. Mungkin saja karena Santi ini memang belum pernah tersentuh oleh tangan jahil Pria

Ditambah lagi ketika lidahku mulai berpindah menjilati payudara dan klitorisnya, sungguh tidak terhitung dia mendesah dan mendapatkan Klimaks berkali-kali. Pada saat itu Santi aku ajak di hotel “B”, sesampainya disana, dengan cepatnya kulucuti busananya satu persatu. Aku melucuti, sembari aku memberikan ciuman bertubi- tubi di bibir dan lehernya, hal itu membuat Santi tidak sadar dengan apa yang sedang aku lakukan

Kutempelkan kejantananku yang Masih terbungkus jeans ke kakinya untuk menambah sensasi bagiku dan baginya. Kumulai manuver yang menjadi favoritku, jelajahan lidah ke sekujur tubuh. Aku mulai dari mulut dan bergeser ke arah lehernya, sementara tanganku mulai menemukan mainan yang sangat mengasyikkan, bungkahan payudara yang sangat kenyal, dan menantang.


Santi memiliki payudara yang kencang, ditambah lagi putingnya Masih berwarna merah muda. Tidak sabar segera kusapukan lidahku menyusul tangan yang sudah mendahului. Tubuhnya mulai mengejang, menunjukkan  Santi sudah memperoleh Klimaksnya yang pertama. Ditambah lagi dengan desahan-desahan sembari menyebut-nyebut namaku,

“ Oughhh... Mas… Nikmat sekali Mas… Ssss… Aghhh… ”, desahnya penuh nikmat.

 Lenguhan perlahan namun ragu-ragu, menunjukkan betapa amatir wanita dalam pelukanku ini. Seolah tidak puas tanganku mulai merayap merasakan kehangatan kewanitaannya yang sudah teramat basah. Kudapati klitorisnya yang sudah mengeras dan licin, memudahkanku untuk mempermainkan dengan tangan. Tidak kuhentikan jilatan-jilatan lidahku di putingnya.
Sekali lagi dia mengejang, dan melenguh menggapai Klimaks keduanya. Tanpa memberi kesempatan untuk beristirahat, mulai kuturunkan jilatan- jilatanku kearah perut, dengan tujuan yang pasti, kitoris, Jilatan-jilatan yang turun perlahan dari payudara ke perut, mulai membangkitkan semangatnya kembali. Kususuri perut langsingnya dan kubiarkan bermain- main agak lama di sana.
Hal itu menimbulkan rasa geli dan penasaran baginya. Kuturunkan lagi lidahku menuju ke selangkangan yang semakin lembab miliknya, hingga kudapati klitorisnya yang semakin mengkilat dan keras. Indah memerah merekah dan bau khas cairan kewanitaan yang sangat kusuka, namun milik Santi ini lain, bau yang harum, menunjukkan betapa terawat tubuhnya.
Tidak lama lidahku memainkan klitorisnya, sambil sekali-sekali kususupkan ke liang kewanitaannya, kembali dia mengejang dan meracau tidak menentu sambil menyebut-nyebut namaku,
“ Oughhh... Mas,… Ough… shhhh! Sudah Mas… Ssss… Aghhh…”, desahnya lagi.
Kuhisap cairan yang meleleh keluar dari kewanitaannya, Rasanya sangat khas dan memabukkan. Lenguhan-lenguhan yang bisa membuatku gila, namun otidak warasku Masih bisa berpikir. Jika dengan sentuhan-sentuhan dan jilatan-jilatan itu saja bisa membuat Klimaks Santi lebih dari sekali, jangan-jangan dia Masih murni dan perawan.
Mulai kuangkat tubuhku dan dan kubaringkan sejajar disampingnya serta kulucuti pakaian yang menempel ditubuhku tanpa kecuali. Kutarik tangannya untuk mulai mempermainkan Kejantananku. Ada tolakan keras dari Santi, jangankan untuk memberikanku kepuasan, untuk menyentuh kejantananku-pun dia tidak mau. Dalam hati aku berkata ( Terus harus bagaimana aku bisa memperoleh kepuasan !!!)

Semabri terus berusaha merayu, aku kembali menjilati payudaranya untuk membuatnya kembali terbuai, dan sepertinya berhasil. Kurasakan lagi tubuhnya mulai membara lagi. Kulihat gelengan kepala saat kucoba lagi untuk meraih tangannya. fantasiku yang liar membuatku semakin tidak tahan, aku harus mendapatkan kepuasan itu.
“ Ya, kalau gitu diMasukin aja, ya ? ”, ucapku pada Santi
Tanpa menunggu jawaban dari Santi, dan dengan sedikit reaksi keberatan Santi, aku mulai menggesekkan Kejantananku ke liang kewanitaan Santi yang sudah basah. Saat itu hanya sekedar bergesekan, aku belum berniat untuk meMasukkan Kejantananku ke dalam kewanitaannya. Sensasi yang sangat menggairahkan itu membuat Santi terhanyut dengan permainanku.
Ditambah lagi sat gesekan Kejantananku mengenai klitorisnya yang mengeras itu, beuh…Santipun kembali terdengar mendesah seperti terbang kelangit ke tujuh,
“ Oughhh… Ssss... Aghhh... ”, desahnya.
Hal itu menimbulkan tanya dalam benakku, bagaimana lagi rintihannya jika Kejantananku kuMasukkan dalam kewanitaannya ? Tidak tahan dengan rasa penasaran itu, mulai kuselipkan kepala baja Kejantananku dan kurasakan tangannya menggapai pinggangku, menahan aku untuk tidak melesakkan Kejantananku lebih dalam lagi. Ada lonjakan pinggul dan geraman perlahan keluar dari mulutnya.
Lalu kucabut lagi Kejantananku untuk meningkatkan sensasi lain untuknya. KuMasukkan lagi perlahan-lahan Kejantananku, sebatas kepala kejantananku dan kembali tangannya menahan tubuhku. Kembali ada gerinjal perlahan pinggul dan geraman serta nafas tertahan dari Santi seolah kehabisan nafas, disusul kejatan-kejatan seluruh tubuhnya manggapai Klimaksnya untuk kesekian kali.
“ Oughhh... Mas,… Ough… shhhh! ”,
Kucabut lagi, dan kususupkan Kejantananku dan perlahan- lahan kutambah kedalamannya tanpa dia sadari, hingga tidak ada lagi yang tersisa. Seluruh kejantanan Kejantananku telah habis memenuhi liang kewanitaannya. Mulai kuayun tubuhku secara perlahan- lahan seolah memompa kewanitaannya, dapat kurasakan cairan yang mulai meleleh keluar mengenai selangkanganku.
Mungkin karena gerakan memompa yang perlahan- lahan itulah, kurasakan tubuh Santi mulai membara kembali, ditandai dengan lenguhan tertahan dan goyangan pinggul yang Masih tertahan keraguan. Tidak lama goyangan perlahan tubuhku, kembali dia mengejat- ngejat bagaikan ikan kehabisan air diiringi rintihan yang membuatku mabuk,
“ Oughhh... Mas… Ough… Sss… Aghhh… ”,
Semakin kupercepat ayunan tubuhku untuk segera mengejar ketinggalanku darinya. Tidak tertahan lagi lenguhan yang juga semakin cepat seiring kayuhanku yang semakin cepat,
“ Ughhh… Aghhh… Yeah… Oughhh…”,
Dengan perlahan penuh keraguan namun tidak tertahan dan mempengaruhi otidak kecilku untuk segera menghabisinya. Mendadak kuhentikan kayuhanku, dan kucabut Kejantananku dari kewanitaannya, dan kemudian kupandangi wajahnya. Tidak tahan dengan perlakuanku itu, terasa ada tarikan halus dari tangannya untuk melanjutkan permainan yang sengaja kutunda itu.

Kulesakkan lagi kejantanan Kejantananku dengan agak kasar menghujam ke kewanitaannya. Tidak tertahan lagi lenguhan panjang tanpa ada keraguan yang tersisa,
“ Aghhh... Ughhh… Oughhh… ”,
Kuayunkan badanku tanpa ragu lagi dengan sepenuh tenagaku, semakin tidak menentu pula rintihan yang hinggap ditelingaku, sehingga memancing kenikmatan yang sudah mulai tidak dapat kubendung lagi, Segera kucabut Kejantananku dan kugesekkan ke kewanitaan bagian luar dan klitorisnya. Kugapai ejakulasiku dengan kutekankan Kejantananku ke bawah perutnya untuk mencari sensasi. Dan ,
“ Crot… Crot… Crot…”
Seolah terjepit dengan kehangatan kewanitaannya, air maniku menyembur dengan derasnya di antara perut kami seiring dengan lenguhan panjang kami berdua,
“ Oughhhhhh… Ssss… Aghhhhhhhhhhhh… ”, desah panjang kami berdua.
Entah berapa kali aku mendapatkan Klimaksku. Dan entah untuk yang keberapa kali bagi Santi Klimaks. Kugulingkan badanku sambil memejamkan mata, menikmati sisa-sisa kenikmatan yang tidak tertahan hingga ujung rambutku. Sementara itu Santi menarik selimut dan berbalik memunggungiku, dan tidak berapa lama kudengar nafas lembut teratur, tanpa meperdulikan cucuran keringat dan lelehan air mani yang Masih ada di tubuhnya, lalu Santi tertidur pulas.

Sentuhan-sentuhan nakalku-pun tidak mampu membangunkannya dari mimpinya. Niatku semula yang ingin segera mengulangi permainan ranjang itu aku urungkan. Perlahan tapi pasti nafsuku yang siap menggelora lagi itu menjadi padam. Tidak tega aku kalau ingat bahwa dia telah mengalami Klimaks yang menguras tenaga itu berulang kali. Begitu sensitifnya Santi, seolah-olah gesekan celana dalamnya sendiri saat dia berjalanpun bisa membuatnya terkulai penuh kenikmatan. Selesai.


0 komentar:

Posting Komentar